Oleh Radja Genji
Jengah selayak pandang
Malam susut di selasar kedai kopi
Gelak bunyi: denting beling, desau piring
Ricik pojokan kota
Ranting bambu, runcing waktu
Linting cahaya meruap
mengelupasi lidah kita
Umpama sesap napas
memapah mimpi yang mengering
Secangkir peristiwa hari ini
mengulurkan kolase kritik dan montase protes
Securah gelagat hendak pulang
dipalak bebayang bibirmu
nembang macapat yang merengek
"sayang, kenapa jam segini belum pulang?"
seperti menginginkan kita berguguran pada segala hal yang semenjana