M. Ali Surakhman
RADEN Mattaher bin Raden Kusen gelar Pangeran Jayoninggrat bin Pangeran Adi bin Raden Mochamad gelar Sultan Mochammad Fachruddin lahir di dusun Sekamis, Kasau Melintang Pauh, Air Hitam, Batin VI, Jambi.
Ia lahir tahun 1871 dari pasangan Pangeran Kusin dan Ratumas Esa (Ratumas Tija). Ibunya kelahiran Mentawak, Air Hitam Pauh yang dahulunya adalah daerah tempat berkuasanya Temenggung Merah Mato.
Beliau merupakan cucu Sultan Taha Syaifuddin, pahlawan nasional dari Jambi. Hubungannya adalah ayah Raden Mattaher bernama Pangeran Kusin adalah anak Pangeran Adi, saudara kandung Sultan Taha Syaifudin.
Menurut Sovia atau biasa dipanggil Via Dicky, yang memegang Stamboem Van Djambi, Raden Mattaher mempunyai beberapa orang anak, diantaranya adalah Raden Hamzah. Raden Hamzah mempunyai istri dua orang. Istri pertama tidak memiliki anak, dan wafat, istri kedua merupakan seorang janda beranak 1 dari Malaysia. Untuk itu diperlukan studi lebih dalam siapa keturunan Raden Mattaher yang ada sekarang?
Raden Mattaher diangkat sebagai Pangeran Ratu oleh Sultan Thaha. Ada tiga orang yang diangkat sebagai Pangeran Ratu oleh Sultan Thaha, yakni Pangeran Dipo, Raden Mattaher dan Pangeran Singo.
Raden Mattaher diangkat oleh Sultan Thaha sebagai Pangeran Ratu, bukan diangkat oleh rakyat, Tradisi Kesultanan Jambi, Gelar Pangeran Ratu diberikan oleh Sultan bukan oleh Rakyat. Ini meluruskan buku yang ditulis Junaidi T Noor ditulis Raden Mattaher bergelar Pangeran Ratu yang diberikan oleh rakyat, setelah Wafat Sultan Thaha. Raden Mattaher mulai ikut berperang melawan Belanda umur 17 tahun, tahun 1888.
Raden Mattaher tidak pernah menjadi Raja Jambi menggantikan Sultan Thaha atau Sultan terakhir Jambi, Sultan Ahmad Zainuddin. Sebab tidak ada piagam, atau warkah dan laporan Belanda bahwa ada upacara adat Penabalan Sultan Jambi yang mengangkat Raden Mattaher sebagai Raja atau Sultan. Penabalan Raja mesti dilakukan oleh Lurah Jebus Rajo Sari keturunan Periai Rajo Sari Suku 12 Bangso.
Menurut Velds, dalam De Onderwerping Van Djambi, halaman 131-142. Disebut bahwa Raden Mattaher, pemimpin perlawanan paling penting, terbunuh ketika berusaha lari ke Singapura pada akhir Januari 1907.
Raden Mattaher gugur dalam pertempuran melawan Belanda di dusun Muaro Jambi, pada hari Jumat, waktu subuh, tanggal 10 September 1907. Raden Mattaher dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Jambi di tepi Danau Sipin Jambi.