DHAL adalah perisai berasal di benua India, berbentuk bulat dan diameternya bervariasi dari sekitar delapan inci hingga dua puluh empat inci. Ada yang rata, sementara yang lain sangat cembung atau melengkung. Tepinya mungkin rata atau digulung mundur ke arah sebaliknya dengan kelengkungan pelindung. terbuat dari kulit binatang atau kadang-kadang baja .
Perisai baja biasanya bertatahkan perak dan emas , meskipun pada beberapa kesempatan mereka ditutupi dengan prasasti. Dhal dipegang oleh dua pegangan yang diikat ke cincin baut yang melewati perisai dan terpaku ke bos di luar. Antara pegangan adalah bantal persegi untuk buku-buku jari untuk beristirahat. Pegangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga, ketika digenggam dengan erat, mendorong bagian belakang jari-jari pada bantal sehingga memberikan pegangan yang kuat dan nyaman.
Beberapa perisai Persia memiliki tiga pegangan, dua ditempatkan di tengah seperti biasa, dan yang ketiga di dekat tepi. Lengan dapat dilewati melalui loop ketiga dan pegangan tengah dipegang di tangan; atau bisa dipegang hanya oleh gagang pusat.
Perisai baja biasanya bertatahkan emas, perak, dan batu mulia. Seluruh permukaan kadang-kadang ditutupi dengan prasasti. Perisai menyembunyikan dihiasi dengan penyepuhan dan lukisan, yang terbaik dengan. Atasan selalu hias, baik dengan bentuknya sendiri, atau melalui lapisan dengan emas, perak dan permata. Perisai logam umumnya dilapisi dengan beludru , kadang-kadang disulam dengan warna, emas atau perak. Perisai sebelumnya dibuat di Persia dari cincin tongkat konsentris yang ditutupi dengan benang sutra yang dijalin dalam pola.
Sementara perisai yang disimpan Ninek Besi klan Depati Gumi Tuo, Semurup Kerinci, berbeda dengan perisai tinggalan abad 17, 18 M Perisai ini lebih besar dari perisai yang tinggalan India, Turki maupun zaman Romawi kuno, namun segi bentuk ia lebih condong ke Dhal India, namun lebih berat kepada perisai Pakistan. Belum bisa dipastikan apakah perisai ini, buatan lokal, atau dari luar, namun perisai ini bukan dari tinggalan abad 18, atau semasa VOC, karena jauh sekali dari perbandingan bentuk rupanya dengan perisai zaman VOC, perisai ini di duga jauh diatas abad 17 dan 18, untuk melihat perisai ini, kita mesti menunggu kenduri pusaka, karena perisai ini disimpan sebagai pusaka klan Depati Gumi Tuo, Semurup, mungkin suatu saat kita bisa meneliti perisai ini.
Tinggalan perisai ini bisa menguak perjalanan sejarah nenek moyang suku Kerinci, yang banyak menyimpan misteri, daerah terisolir di tengah pulau Perca, namun dijumpai tinggalan tinggalan sejarah yang luar biasa, sejak zaman prasejarah sampai masa kemerdekaan.