Oleh Radja Genji
Pelancong selepas magrib
membagi masokisme: predikasi "ribuan ingatan"
bagai senyala kopi yang memantak tetes-tetes sunyi
di bertangkup-tangkup tikar angkringan
Seringai wajah kawan
memesan segumpal uruk pada sepotong tapis mata
keretan, termos, tempe goreng
tangan kiri dan lembaran letih bersitatap
Tongkrongan: menyulut asa menyatu rasa
Air mata pengemis renta
mereka dekap
kolong jembatan, panti asuhan
jeritan saling berciuman
menggelinding pada hari yang tertahan
wangi subuh memenggal kita
seperti pagi berlarian dari kejauhan
Dalam gelap terpal jalan
nampak pasang manusia menyapu purnama
agak kami tidak lupa