Paguyuban Orangtua Siswa Wujudkan Kelas Nyaman

- Selasa, 24 Desember 2019 | 20:06 WIB

 JAMBI - Peran paguyuban orangtua siswa sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berbagai peran bisa diambil oleh mereka seperti ikut menata kelas, pojok baca, hingga menyediakan buku bacaan.

Seperti yang dilakukan oleh Yusman Tarigan suatu sore di SMPN 4 Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), ia bersama teman-teman paguyuban kelas mengecat, menata ruang kelas dan halaman. 

\"Ayo Bapak Ibu kita susun buku bacaan di pojok baca,\" teriak Tarigan mengajak teman-temannya.

Tarigan tidak sendiri, ia dibantu orangtua lainnya yang sedang menyelesaikan pengecatan ruang kelas, menata meja dan kursi, membuat hiasan pojok baca, dan membuat taman di depan kelas.\"Kalau sore hari bisa, sudah tidak di kebun, jadi saya bisa fokus bantu menata kelas, terutama membantu menata pojok baca dan menaruh buku bacaan,\" ujarnya.

Tak heran jika pada hari Jumat, (21/12/2019) lalu, di SMPN 4 Tanjabtim sangat ramai. Usut punya usut esok harinya akan diadakan lomba menghias kelas dan pojok baca berkat dukungan orangtua siswa.

Itulah cara kepala sekolah tersebut, Tota Sinaga, dalam mengajak keterlibatan orangtua siswa. Kebetulan pengurus komitenya juga pernah dilatih peran serta masyarakat oleh Tanoto Foundation.

Menurut Tota, hampir setiap sore dalam seminggu diisi dengan kehadiran orangtua sebagai upaya dukungan terhadap anaknya di setiap kelas. Mereka hadir bergotong royong membersihkan dan menata kelas anaknya.

\"Semua bergotong royong, program peran serta masyarakat dan paguyuban orangtua siswa berjalan sesuai dengan program Dinas Pendidikan dan tentu saja ini berkat pelatihan dari Tanoto Foundation,\" ungkap Tota.

Selanjutnya, Pengurus komite SMPN 4 Tanjabtim Subdit Lubis mengatakan strategi yang ia lakukan bersama pengurus lainnya adalah dengan membentuk paguyuban orangtua siswa (POS). Awalnya tentu saja sulit, karena banyak yang belum memahami seperti apa cara kerja dari paguyuban orangtua tersebut.

\"Ya mereka bertanya-tanya, tujuannya apa membentuk paguyuban orangtua tersebut,\"ungkapnya.

Lubis sendiri sering terjun langsung melihat perkembangan kemajuan sekolah. Hanya saja, Lubis berharap agar masyarakat dan paguyuban orangtua terus konsisten terlibat dalam mendukung keberhasilan sekolah.

\"Saya berpesan bahwa dukungan dari masyarakat dan orantua bukan hanya dana, namun tenaga dan fikiran juga bisa,\" katanya.

Paguyuban orangtua adalah wujud partisipasi masyarakat, di samping komite sekolah. Kehadiran paguyuban orangtua menjadi penting bagi sekolah yang beralamat di Jalan Sultan Thaha Dendang ini.

Karena pengecatan dan penataan ruang kelas ini bagian dari partisipasi orangtua, maka pilihan warna meja dan kursinya sesuai selera kelas masing-masing. Ada yang mejanya berwarna hijau, biru, dan putih. Selain meja dan kursi, ruang kelas juga ikut diperbarui catnya ditambah ruangan untuk pojok baca.

Tota menyampaikan, selain pertemuan rutin antara pihak sekolah dan orangtua untuk membahas berbagai persoalan seputar proses pembelajaran, ia juga menghadirkan orangtua yang sudah sukses untuk berbicara di depan seluruh siswa.

"Jadi, para orang tua yang sudah sukses bisa datang ke sekolah untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa," katanya.

Dengan adanya program siswa sukses, memotivasi siswa untuk rajin belajar. Pada sisi lain, ia melihat saat ini masih banyak terjadi ancaman terhadap anak yang harus diantisipasi, seperti perundungan, penyalahgunaan narkoba, maupun lainnya.

Menurut dia, ancaman-ancaman seperti ini bisa diminimalkan jika sekolah dan orang tua berkolaborasi untuk terus memberikan bimbingan kepada siswa. "Orangtua dan paguyuban selalu kita undang rapat, untuk mengetahui perkembangan anaknya," ungkap Tota.

Tota sangat bangga dan mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan para orangtua, guru-guru dan siswanya. Hal ini berkat komunikasi yang terus dilakukan. Kecanggihan teknologi memudahkan Tota dalam mengajak peran serta paguyuban orangtua siswa.

"Caranya memanfaatkan media sosial, seperti grup Whatsapp, dalam hal apapun, termasuk misalnya saat anak pulang pihak sekolah melaporkan anak sudah pulang jam sekian. Dan, kalau ada yang belum sampai ke rumah, orangtua bisa menelusuri di mana keberadaan anaknya," ujar Tota.

Siswi kelas VIII Putri Maharani mengaku senang dengan perubahan di kelasnya, ia bersama teman-temannya semakin semangat untuk berangkat ke sekolah. "Tambah semangat aja gitu, kan kelasnya udah bagus," tandasnya.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X