Rabu, 29 Maret 2023

111.345 Anak di Kota Jambi Jadi Sasaran Imunisasi Campak

Jumat, 13 Mei 2022 | 09:37:29 WIB


Wakil Walikota Jambi dr Maulana
Wakil Walikota Jambi dr Maulana / Antara

JAMBI - Pemerintah Kota Jambi mencacat terdapat 111.345 anak-anak usia sembilan bulan sampai dengan 12 tahun di kota itu menjadi sasaran imunisasi campak rubella.

"Imunisasi campak rubella penting dilakukan untuk pertumbuhan dan kesehatan anak," kata Wakil Walikota Jambi dr Maulana, Jumat (13/5).

Ia menjelaskan, Program Badan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) didasari karena adanya penurunan cakupan imunisasi dasar bagi anak selama pandemi Covid-19. Meskipun di Kota Jambi program tersebut selama pandemi Covid-19 melanda tetap berjalan.

Pelaksanaan program BIAN tersebut, katanya, akan melibatkan berbagai sektor, di antaranya dinas pendidikan, Kementerian Agama, PAUD, posyandu, PKK, MUI dan instansi lainnya. Di Kota Jambi terdapat 260 ribu lebih rumah, dan dari jumlah tersebut sekitar 110 ribu rumah memilik anak yang berusia sembilan bulan sampai dengan 12 tahun yang akan disuntik vaksin campak rubella.

Dalam rangka menyukseskan program BIAN tersebut Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jambi melaksanakan sosialisasi kepada lurah yang ada di daerah itu. Dengan harapan informasi terkait BIAN tersebut dapat disampaikan ke forum rukun tetangga. Sehingga RT di masing-masing lingkungan dapat melakukan verifikasi data terkait berapa anak-anak di masing-masing RT yang berhak mendapatkan imunisasi campak rubella tersebut.

Maulana menjelaskan anak-anak yang sudah menerima vaksin lengkap campak rubella masih bisa terkena penyakit campak. Akan tetapi gejala yang dialami tidak terlalu berbahaya dan hanya mengalami gejala ringan, seperti bintik-bintik merah dan demam. Dan anak-anak yang sudah diimunisasi tersebut akan lebih mudah sembuh sendiri.

Sementara anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, katanya, yang terkena penyakit campak akan mengalami gejala yang lebih berat, seperti sakit tenggorokan, demam tinggi, diare dan muntah-muntah. Bagi anak yang mengalami gejala tersebut biasanya harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

"Bahkan jika gejalanya terlalu berat anak-anak bisa meninggal dunia," kata Maulana.


Penulis: Antara
Editor: Ikbal Ferdiyal
Sumber: Antara


comments