Jumat, 31 Maret 2023

Sekolah Kebangsaan: Mencetak Generasi Muda Kritis dan Cerdas dalam Memilih

Sabtu, 19 November 2022 | 23:49:46 WIB


/

Oleh: M Junaidi Habe *) **)

PROGRAM Tular Nalar hadir di Jambi dengan metode interaktif yang didukung oleh ahli literasi media dan digital. Lebih tahu, tanggap, dan tangguh untuk berpikir kritis di tengah gempuran hoaks.

Dalam kegiatan di D’pathi Caffee, 19 November 2022 ini, peserta dari mahasiwa di Provinsi Jambi mendapatkan bekal materi dari fasilitator seperti diskursus demokrasi dan pemilihan, partisipasi warga negara khususnya dalam Pemilu, menjadi pemilih kritis, dan periksa fakta khususnya mengenai hoaks dan cara menangkalnya.

Untuk mengatasi defisit berpikir kritis ini, Tular Nalar tersusun dari 8 kompetensi, yang terbagi menjadi 3 level, dan dielaborasikan dalam 8 tema.

Tular Nalar menyajikan paket kurikulum dalam dua menu: belajar online dan untuk pengajar. Belajar online adalah menu mengasah berpikir kritis dengan literasi digital yang praktis. Menu ini bisa digunakan oleh siapa saja dalam berbagai situasi. Sementara untuk pengajar adalah menu mengasah berpikir kritis berbentuk kurikulum lengkap untuk setiap level Tular Nalar.

Hadir dengan Sekolah Kebangsaan: pelatihan Program Tular Nalar yang menyasar Gen-Z di 37 Provinsi di Indonesia, sebagai first time voters (pemilih pemula), yang harus dipersiapkan dan dipaparkan sedini mungkin dengan konsep democratic and political resilient dan digital citizenship.
 
Tentunya dengan kegiatan ini diharapkan pada tahun 2024 para pemilih pemula dapat dengan sadar dan bertanggung jawab mendukung iklim demokrasi dan politik yang kondusif.

Pelatihan Sekolah Kebangsaan dari para fasilitator besertifikat TOT diantaranya Herri Novealdi, Desi Ariyanto, A Riki Suprian, Ade Novia Maulana, Wawan Darmawansyah. Lewat fasilitator, para peserta tentunya diharapkan akan dapat mempraktikkan democratic and political resilient dan digital citizenship, melalui konten digital di media sosial yang mereka miliki.

Generasi Z yang cakap dalam digital skill. Hanya saja digital safety, digital ethics dan digital culture masih belum memadai sehingga rawan terpapar hoaks dan propaganda media. Potret media sosial misalnya, bad news is a good news. Berita jelek menjadi sesuatu yang baik bagi netizen. Buktinya banyak komentar bad news netizen dibanding menyebar berita baik.

Kehadiran Program Sekolah Kebangsaan Tular Nalar di Provinsi Jambi  hadir dan diberi amanah Siti Masnidar sebagai penanggung jawab, juga sebagai trainier, untuk mengedukasi kaum muda mengenai pentingnya mengutamakan good news ketimbang bad news.

Dalam hal ini program Tular Nalar menjadi agenda untuk menyebarkan berita yang baik. Oleh sebab itu mari kita ikuti yang baik kita tularkan dengan baik kita jadi manusia yang baik. Kegiatan ini membangun literasi digital yang baik bagi generasi Z, agar  ikut menularkan informasi baik pada masyarakat.

Mahasiswa disajikan keterampilan softskill adalah keterampilan yang tidak dapat diukur atau dilihat, namun keterampilan ini sangat dibutuhkan untuk bisa sukses era revolusi industri seperti sekarang ini.

Softskill ini jarang diajarkan di sekolah atau di bangku kuliah. Padahal keterampilan ini sangat diperlukan di dunia kerja. Sehingga tidak heran, ketika selesai sekolah dan kuliah, sangat sulit bersaing di dunia kerja jika tidak nemiliki kemampuan soft skills yang mumpuni.

Kesuksesan seseorang di dalam dunia kerja, bukan karena faktor kemampuan akademisnya. Bukan karena kemampuan teknikal/ hard skills seseorang. Banyak penelitian menunjukkan bahwa, kesuksesan seseorang di dalam dunia kerja itu bukan didasarkan karena kemampuan teknikal.

Kemampuan teknikal hanya menyumbang sebesar sepeluh persen untuk kesuksesannya, dan sisanya 80 persen disumbang oleh kemampuan non akademis atau biasa disebut soft skills.

Soft skills saat ini adalah penunjang bagi seseorang yang akan bekerja maupun membuat lapangan pekerjaan. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan lebih memilih calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan soft skills yang sangat baik tetapi hard skillnya kurang. Dibandingkan memilih calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan hard skill mumpuni tetapi kemampuan soft skills nya kurang.

Soft Skills untuk kehidupan dan karir di masa mendatang yang mesti di artikulasi oleh G Z ;

1. Communication Skills (Keterampilan berkomunikasi)

Seseorang dengan keterampilan komunikasi yang baik pasti memiliki kemampuan dalam mengolah informasi yang diperolehnya. Baik secara lisan ataupun tulisan secara presisi. Lain dari itu, mereka yang mempunyai keterampilan komunikasi dapat memberikan feedback informasi dengan tepat dan akurat. Dan informasi tersebut bisa diterima dan dimengerti dengan mudah oleh individu lain.

Berbicara di depan umum intinya adalah latihan berulang-ulang. Jika giat berlatih, niscaya Anda akan semakin baik dan terampil. Cobalah merekam dan menonton presentasi Anda sendiri. Melakukan hal ini efektif membantu mengurangi semua kesalahan yang dilakukan ketika berbicara.

2. People Management

Manajemen berbeda dari kepemimpinan, karena biasanya manajemen membutuhkan hal-hal yang lebih taktis. Manajemen juga termasuk upaya-upaya untuk membuat karyawan Anda lebih baik. Karenanya, manajer perlu untuk melatih diri atau diberikan pelatihan untuk keterampilan yang satu ini.

Belajar manajemen tidak bisa berhenti di satu titik karena seiring waktu, organisasi, teknologi serta dunia juga berubah. Penting untuk memperhitungkan gaya manajemen alami seorang manajer dan digabung dengan metodologi yang lebih terstruktur untuk membantu mengisi kesenjangan. Hal ini memungkinkan manajer untuk menjadi lebih otentik, yang pada gilirannya akan membantu budaya perusahaan Anda menjadi lebih otentik dan pertumbuhan bisnis menjadi lebih baik.

Selain itu juga harus mampu melakukan pendekatan yang sistematis dalam hal pembagian tugas. Serta mampu memberikan wewenang kepada setiap individu yang terlibat di dalam organisasi. Ini berkaitan juga dengan Organizational Skills yang merupakan kemampuan untuk melihat dan memetakan konsep the right man at the right place.

3. Problem Solving and Critical Thinking (Menyelesaikan masalah dan Berpikir Kritis)

Keterampilan ini merupakan gabungan kemampuan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sebuah problem, serta mampu memberikan beberapa alternatif solusi dalam menyelesaikan masalah. Mampu menggunakan nalar yang logis merupakan kemampuan di dalam Problem Solving. Sehingga pendekatan suatu problem akan mudah diselesaikan secara efektif dan efisien. Sosok mahasiswa  tak mau lari dari masalah, namun ia berinisiatif memecahkan masalah di rumah ataupun kampus.

Inilah berbagai soft skill yang penting untuk  mahasiswa sukses . Belajarlah terus, bergaul dengan banyak orang, niscaya kompentnsi akan meroket dan property sosial naik.


*) Sebagian pendapat ini telah disampaikan saat sambutan pada pembukaan Sekolah Kebangsaan di Jambi

**) Penulis adalah Kaprodi KPI UIN STS Jambi


Penulis: M Junaidi Habe
Editor: Ikbal Ferdiyal


TAGS:


comments