Oleh: Dini Deswarni*
PERKEMBANGAN ilmu pengetahuan dapat dilihat seiring dengan perkembangan zaman dan manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk meningkatkan pengetahuannya.
Pendidikan masyarakat mempengaruhi cara berpikir dan gaya hidup, serta cara berpikir yang berbeda yang menghasilkan pengetahuan. Salah satu ilmu yang diciptakan oleh manusia adalah filsafat.
Filsafat merupakan dasar dari segala pemikiran, yang menuntut pemecahan berbagai pertanyaan dan masalah dalam kehidupan manusia, yang menyebabkan munculnya berbagai disiplin ilmu (Hasibuan, B. M, 2017).
Apa itu Filsafat? Berikut penjelasan filsafat menurut beberapa ahli di dalam Solikhah, Mar’atus (2020):
a. Plato (427-348 SM). Filsuf Yunani yang termashur, murid Socrates dan guru Aristoteles ini mendefiniskan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
b. Aristoteles (382-322 SM). Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran mengenai ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Menurut dia ilmu filsafat itu adalah ilmu mencari kebenaran pertama, ilmu tentang segala yang ada yang menunjukkan ada yang mengadakan sebagai penggerak pertama.
c. Al-Farabi (870-950). Filsuf terbesar sebelum Ibnu Sina mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bagaimana hakekat yang sebenarnya.
d. Rene Descartes (1590-1650). seorang tokoh utama Renaissance, men-definisikan filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
e. Immanuel Kant (1724-1804). seorang filsuf yang sering disebut raksasa pikir Barat mendefinisikan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
1). Metafisika, menjawab apa yang dapat kita ketahui.
2). Etika, menjawab apa yang boleh kita kerjakan.
3). Agama, menjawab sampai dimana harapan kita.
4). Antropologi, menjawab apa yang dinamakan manusia.
f. Theodore Brameld. mendefinisikan filsafat merupakan usaha yang gigih dari orangorang biasa maupun orangorang cerdik pandai untuk membuat kehidupan sedapat mungkin dapat dipahami dan bermakna.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa filsafat merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mengungkap berbagai kebenaran dalam kehidupan yang mencakup nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya.
Terkait dengan ilmu pengetahuan maka filsafat dan ilmu memiliki keterkaitan yang sangat dekat sebagai dasar dari perkembangan dan kemajuan pola pikir dan adab manusia. Filsafat mengkaji dan memikirkan hakikat sesuatu secara holistik, sistematis, terpadu, universal dan mendasar, dan hasilnya memberi arah bagi perkembangan ilmu.
Oleh karena itu, ada beberapa teori yang menjadi acuan untuk mendukung sebaik mungkin pelaksanaan pengajaran, yang juga mendukung terlaksananya falsafah pendidikan yang baik.
Pendidikan yang baik diyakini dapat menjadikan setiap pribadi menjadi manusia yang memiliki nilai-nilai positif dan kebermanfaatan yang dapat dijadikan sebagai modal dalam menjalankan kehidupan mereka.
Seiring kemajuan zaman dan teknologi yang berlangsung dengan pesat, juga memberikan dampak yang cukup besar dalam proses pendidikan. Kemajuan teknologi telah membuka akses yang sebesar-besarnya untuk mendapatkan pendidikan tanpa adanya hambatan waktu dan tempat.
Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Ada sumber yang diperoleh secara resmi, dimana pendidikan ini difasilitasi oleh sekolah, baik tatap muka atau online. Pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan banyak cabang ilmu pengetahuan yang bisa diperoleh melalui pendidikan ini.
Dari segi konsep dan analisis, filsafat melahirkan bahasa ekspresi dan makna. Bentuk bahasa biasanya diwakili oleh tata bahasa, sedangkan makna dibahas secara mendalam dalam studi semantik.
Beberapa filosof zaman Yunani, seperti Plato, memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk bahasa, yaitu onoma dan rhemata. Onoma berfungsi sebagai kata benda atau subjek dan rhematik sebagai kata keterangan atau predikat.
Juga dalam dunia pengajaran bahasa, filsafat menawarkan jalan yang sangat luas, mulai dari teori-teori pengetahuan bahasa (alat pemerolehan bahasa) dan sudut pandang behaviorisme dan kognitivisme. Dalam praktiknya, mewakili pemikiran logis (logo) yang dipandu oleh teori induktif dan deduktif.
Deduktif mengikuti aliran rasionalisme, dimulai dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus. Dengan demikian, kita melihat bahwa filsafat dapat memberikan kontribusi atau nuansa positif bagi perkembangan bahasa baik secara teoritis maupun praktis (Zainuddin. 2009).
Beragam hakikat bahasa telah dikemukakan oleh para filsuf terkenal yang mencakup bahwa bahasa merupakan sebuah sistem yang diyakini kebenarannya dalam kajian linguistik dan kebenaran inipun menghasilkan keberagaman dalam kajian linguistik.
Manusia sebagai makhluk verbal yang mampu melakukan komunikasi karena manusai adalah makhluk bersimbol yang tidak terlepas dari simbol atau lambang yang juga termasuk bahasa sebagai alat komunikasi verbal (Cher, 2007).
Dalam ilmu pengetahuan, bahasa dapat dipahami memiliki ciri-ciri yang teratur, berpola, memiliki makna dan fungsi. Bahasa juga diatur menurut suatu pola yang tertata.
Oleh karena itu, bahasa sebagai suatu sistem juga bersifat sistematis. Bahasa sebagai lambang berarti adanya lambang-lambang untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya yang dinyatakan sebagai bentuk komunikasi.
Bentuk komunikasi yang dilakukan juga sudah beragam seiring dengan perkembangan teknologi sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Banyak media sosial yang digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang beragam khususnya media sosial online yang sudah sangat akrab dengan masyarakat di dunia saat ini seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Blog dan Website yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi.
Perangkat-perangkat teknologi yang sudah canggih juga memiliki fasilitas dalam keanekaragaman bahasa dan menyediakan fitur-fitur tata bahasa yang bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan pembelajaran dan komunikasi.
Referensi:
Chaer, Abdul . 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Batara, M. (2017). Filsafat Sebagai Sarana Pengentar Ke Arah Filsafata Ilmu. https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/filsafat-sebagai-sarana-pengantar-ke-arah-filsafat-ilmu/.
Solikhah, Mar’atus (2020). Hubungan antara Filsafat dengan Pendidikan. https://doi.org/10.52166/tabyin.v2i2.89.
Zainuddin (2009). "Kontribusi Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Bahasa." Jurnal Bahas Unimed, no. 75TH. https://www.neliti.com/publications/77740/kontribusi-filsafat-terhadap-perkembangan-ilmu-bahasa#cite.
*) Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Keguruan Bahasa (S3) Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.