Kamis, 30 Maret 2023

Ricky Rizal Bersaksi Seputar Pembunuhan Yosua; Kuat Ma’aruf Marah Tak Jelas

Selasa, 06 Desember 2022 | 08:16:44 WIB


Halaman muka koran Metro Jambi edisi Selasa 6 Desember 2022
Halaman muka koran Metro Jambi edisi Selasa 6 Desember 2022 / Metrojambi.com/ist

JAKARTA - Kenapa Kuat Ma’aruf, salah satu terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, marah-marah kepada Yosua saat berada di Magelang masih misteri. Salah satu saksi, Ricky Rizal, menyebut bahwa Kuat sempat mengejar Yosua sambil membawa pisau.

“Saya tanya, ‘Ada apa, Oom?’. Om Kuat terus, ‘Tadi saya lihat Yosua, naik turun tangga. Saya samperin malah lari. Terus saya lihat ke atas, ibu (Putri Candrawathi) sudah tergeletak. Saya sempat kejar pakai pisau. Lihat ibu, lihat ibu’,” ucap Ricky menirukan Ma'ruf.

Baca versi cetaknya disini

Penjelasan itu disampaikan Ricky Rizal alias RR ketika dihadirkan sebagai saksi bagi terdakwa Kuat Ma’aruf dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022).

Ricky mengisahkan bahwa dia lalu masuk ke kamar Putri dan duduk di lantai. Ia bertanya kepada Putri Candrawathi apa yang terjadi.

Akan tetapi, alih-alih menjawab pertanyaan dia, saat itu Candrawati justru bertanya di mana Yosua. Mendengar Putri mencari Yosua, Ricky bangun dari posisi duduknya dan mencari ke ruang tengah.

“Saya berdiri, saya turun, saya cari Yosua dulu di ruang tengah. Itu nggak kelihatan juga. Saya ke depan, nggak ada. Terus saya ke kamar belakang. Di kamar belakang saya ketemu Susi, saya tanyakan, ‘Liat Yosua, nggak?’, ‘Nggak, Oom’,” kata dia.

Ricky mengaku menemukan Yosua di ujung depan garasi tetangga. Dia menghampiri dan bertanya mengenai apa yang terjadi. Katanya, Yosua sendiri mengaku tidak mengetahui kenapa Ma’ruf tiba-tiba marah kepada dia.

Ricky membujuk Yosua untuk menemui Putri. Sempat menolak, Yosua  akhirnya menemui Putri ditemani Ricky.

Dalam persidangan Ricky Rizal juga menjelaskan kronologi penembakan Brigadir J berdasarkan sudut pandangnya. “Om Kuat keluar, 'Om-om, dipanggil Bapak (Ferdy Sambo). Om Ricky sama Om Yosua dipanggil Bapak," ucap Ricky meniru Kuat Ma’ruf ketika menyampaikan kesaksiannya.

Ricky menghampiri Yosua dan mengajaknya masuk ke rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga. Ricky mengatakan bahwa Yosua yang masuk lebih dulu, disusul Kuat Ma’ruf, lalu dirinya.

“Cuma agak terjeda karena saya sempat berhenti di depan mobil Innova hitam. Terus saat masuk itu, saya jalan masuk itu…, si Pak Ferdy Sambo ada di sebelah kiri, si Richard ada di sebelah kanannya. Terus Om Kuat ada di belakangnya Pak Ferdy Sambo, agak berjarak,” kata Ricky.

Ricky menyatakan mendengar Yosua bertanya, “Ada apa?” Yang dibalas dengan seruan Ferdy Sambo memerintahkan Yosua berjongkok.

“Si Richard langsung ngeluarin senjata, Yang Mulia. Begitu si Yosua mundur karena ‘kan nggak mau jongkok, jadi mundur. Si Richard lepasin tembakan,” tuturnya.

Mendengar suara tembakan, Ricky mengaku kaget. Tembakan terus berlangsung hingga Yosua terjatuh. Setelah penembakan, Ricky beranjak ke dapur karena mendengar suara Romer yang saat itu merupakan ajudan Ferdy Sambo.

Akan tetapi, setelah tiba di dapur, dia tidak bertemu dengan siapa pun.

“Terus, saya lihat ke tengah lagi, Pak Ferdy Sambo lagi nembakin dinding. Setelah itu, saya hanya nunggu di dekat dapur. 'Kan sempat takut, Yang Mulia. Kok bisa ada peristiwa seperti ini,” ucap Ricky.

Hakim ketua, Wahyu Iman Santosa, dalam sidang itu juga menyoroti tindakan Ricky Rizal memindahkan uang sebesar Rp 200 juta dari rekening Brigadir J ke rekeningnya sendiri.

“Saudara ini, sudah disuruh membunuh, disuruh mencuri pun masih saudara lakukan,” kata Wahyu. Ricky menyanggah disuruh membunuh dan mencuri uang.

Terkait dengan pembunuhan, dia  menegaskan bahwa dia tidak diperintahkan untuk membunuh Brigadir J oleh Ferdy Sambo. Sedangkan uang ia transfer dari rekening atas nama Yosua merupakan uang operasional untuk keperluan keluarga Sambo di Jakarta.

Akan tetapi, menurut Hakim Wahyu, yang terpenting adalah nama yang tertera di dalam rekening tersebut.

“Itu duit siapa khan tidak penting. Siapa yang punya rekening itulah yang merasa punya duitnya. Kalau dibalik, saudara (Ricky) yang dibunuh, uang saudara yang diambil, coba bayangkan,” kata Wahyu.


Penulis: Ant
Editor: Joni Rizal



comments