JAMBI - Walhi Jambi memberikan catatan penting tentang kondisi Sungai Batang Hari kepada pemerintah dalam momen perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi ke-66 tahun 2023, di mana kondisi saat ini sungai terpanjang di Sumatera itu kondisinya sudah sangat tercemar dan kotor.
"Kondisi sungai Batang Hari yang semakin tercemar dan kotor sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Abdullah, Senin.
Walhi menyatakan setidaknya ada tiga penyebab kerusakan Sungai Batang Hari semakin parah setiap tahunnya.
Pertama, maraknya aksi pertambangan tanpa izin (PETI) yang terjadi di hulu hingga hilir sungai, di mana pertambangan ilegal yang banyak ditemui di sepanjang sungai adalah pertambangan emas dan galian C, merkuri dan logam berat lainnya.
Kedua, tangkapan air (water catchment area) menjadi hancur dan rusak sehingga air tidak dapat ditampung dan dialirkan kembali yang mengakibatkan pendangkalan atau sedimentasi di aliran sungai Batang Hari dan menurunkan kualitas air sungai.
Ketiga, kemudian deforestasi yang mengakibatkan berkurangnya penguapan air tanah oleh pohon.
Ia menyatakan saat ini terdapat 82 pabrik kelapa sawit di Provinsi Jambi yang sebagian besar berkontribusi kepada kerusakan sungai Batang Hari.
Alih-alih diperbaiki Sungai Batang Hari yang semakin terancam dan kini ditambah lagi dengan adanya rencana angkutan batubara melalui sungai yang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, hal ini tentunya akan menambah pencemaran di dalam sungai dikarenakan jatuhan batubara dari kapal tongkang pengangkut, demikian pungkas Abdullah.