KAYUARO - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kerinci terus mengeruk tumpukan material vulkanik dari Gunung Krinci di Sungairumpun, Kecamatan Gunung Tujuh, Kerinci. Normalisasi jalur sungai ini dilakukan dengan alat berat.
Kepala Dinas PUPR Kerinci, Maya Novefbri mengatakan, alat berat diturunkan ke lokasi sejak Jumat pekan lalu.
“Sampai hari ini, Senin (23/01/2023), sudah empat hari bekerja di sana, sudah menanggulangi 1 km lokasi yang ditimbun material vulkanik,” katanya.
Menurut Maya, pengerukan dilakukan untuk mengantisipasi aliran material vulkanik yang dibawa arus sungai ke lahan pertanian dan pemukiman warga.
“Pengerukan dimulai dari bagian bawah sehingga abu vulkanik yang muncul tidak naik ke atas. Jika itu terjadi bisa lebih membahayakan kawasan pertanian, perkebunan, bahkan pemukiman masyarakat,” katanya.
Petugas Dinas PUPR Provinsi Jambi juga telah meninjau lokasi timbunan material vulkanik Gunung Kerinci.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Provinsi Jambi, Yazzer Arafat mengatakan, banjir material ini memerlukan antisipasi segera.
“Kami merencanakan membangun kanal-kanal dan turab, agar alur abu vulkanik saat turun terbawa air tidak meluap ke lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman warga,” ungkap Yazzer, Senin (23/1).
Yazzer menjelaskan, program anggaran 2023 sudah berjalan. Hanya saja, kewenangan pengelolaan sungai dan sumber daya air berada di pemerintah pusat, melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI.
Kendati begitu, Yazzer meyakinkan bahwa Dinas PUPR Provinsi Jambi akan bersinergi dengan Dinas PUPR Kerinci dan BWSS VI untuk mengantisipasi banjir material tersebut.
“Tahap awal kami akan membuat perencanaan dulu. Setelah itu kami akan membuat fisiknya, karena kita harus tahu dulu berapa volume dan aliran keluar. Jangan sampai nanti pada pelaksanaan ternyata perencanaan yang dibuat keliru,” beber Yazzer.
Kades Sungairumpun, Herman menyatakan bahwa masyarakatnya berterima kasih atas respons berbagai instansi itu.
“Mudah-mudahan areal persawahan dan kebun masyarakat dapat dimanfaatkan, walau mungkin dengan alih fungsi,” sebutnya.
Menurut Herman, dari hasil tinjauan Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Asraf dan Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Kerinci, Radium Khalis, pasca normalisasi nantinya areal tersebut bisa ditanami jagung dan palawija.
“Sampai saat ini sudah banyak masyarakat yang berdatangan ingin melihat bagaimana bentuknya bekas banjir yang telah menjadi permadani uulkanik dari erupsi itu,” pungkasnya.