Oleh: Lukman Hakim Dalimunthe
Kamis, 02 Januari 2020, saya mengakses website disparbud.jambikota.go.id. Website ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Jambi.
Ada delapan menu di website tersebut, yaitu beranda, profil, info wisata, berita, event, galeri, FAQ, dan kontak kami.
Saya hanya fokus pada menu "Info Wisata". Tentu saja dengan alasan sederhana, saya ingin mengetahui wisata apa saja yang dimiliki oleh Kota Jambi.
Setelah saya klik menu tersebut, muncul beberapa sub menu. Saya sebutkan satu per satu, yaitu wisata sejarah budaya, wisata alam asri, wisata religi, wisata seni pertunjukan, batik, dan pendukung.
Setelah itu saya buka satu per satu. Kemudian muncul beberapa tempat wisata atau budaya yang ada di Kota Jambi sesuai dengan sub menu tersebut.
Ternyata, Pemerintah Kota Jambi belum maksimal melakukan promosi wisata dan budaya yang dimilikinya. Padahal, saya sempat bangga kepada pemerintah Kota Jambi yang waktu itu telah memiliki data berbentuk pdf mengenai wisata dan budayanya.
Dalam penelusuran itu, saya menemukan 20 wisata atau budaya yang tidak memiliki gambar dan penjelasan.
Pada sub menu "Wisata Sejarah Budaya" terdapat 3 tempat yang tidak memiliki gambar dan penjelasan, yaitu Rumah Tua, Kawasan Kota Lama, dan Tugu Kotabaru.
Kemudian pada sub menu "Wisata Alam Asri" terdapat 2 tempat yang tidak memiliki gambar dan penjelasan, yaitu Tanggo Rajo dan Jembatan Batanghari 2.
Pada sub menu "Wisata Religi" yang paling banyak tidak memiliki gambar dan penjelasan. Ada 13 tempat. Saya sebutkan yang ada saja, yaitu Rumah Batu Olak Kemang dan Makam Belanda.
Pada sub menu keempat "Wisata Seni Pertunjukan" ada 2 pertunjukan yang tidak memiliki gambar dan penjelasan, yaitu Lomba Perahu Kajanglako dan Kompangan.
Sub menu "Batik Jambi" ada gambar dan penjelasan. Pada sub menu "Pendukung" tidak ada muncul sama sekali.
Seperti penjelasan saya pada tulisan yang berjudul "Lemahnya Promosi Kebudayaan dan Pariwisata di Provinsi Jambi", website pemerintah kabupaten/kota sangat berpengaruh dalam meningkatkan keinginan tahuan masyarakat untuk berwisata alam dan budaya.
Ini sangat berpengaruh bagi nilai ekonomi masyarakat. Selain itu, hal ini akan menjadi daya tarik untuk meningkatkan kunjungan masyarakat luar pemerintahannya.
Alangkah disayangkannya, Pemerintah Kota Jambi tidak memberikan penjelasan secara lengkap pada website tersebut. Padahal, mereka mempunyai anggaran yang banyak. Kenapa tidak digunakan untuk hal sekecil itu?
Bukannya meningkatkan kunjungan wisatawan, malah website tak dipergunakan secara maksimal.
Jika tidak mempunyai foto beserta penjelasannya, silakan langsung terjun ke lapangan.
Ini zaman teknologi, sudah seharusnya berpikir maju. Manfaatkan teknologi itu. Gunakan dengan sebaik-baiknya. Ini semua dilakukan untuk pelestarian budaya dan peningkatan kunjungan wisata. Apa lagi yang perlu kita banggakan selain itu? Narkoba? Tidak mungkin kan. Tentu hanya wisata dan budaya kita.
*) Penulis adalah pegiat literasi, tinggal di Kota Jambi.