KUALATUNGKAL - Kerusakan salah satu tiang pondasi Water Front City (WFC) yang sekarang bernama Jembatan Titian Orang Kayo Mustika Rajo Alam, Kualatungkal, hingga saat ini tidak kunjung diperbaiki.
Bahkan pemilik Kapal Motor Serba Guna 1 yang menabrak tiang pondasi tersebut mangkir dari rapat dengan Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).
Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjabbar Agus Sanusi mengatakan, pasca kejadian sudah pernah digelar pertemuan satu kali. Saat itu, pemilil kapal mengatakan bersedia untuk memperbaiki tiang pondasi yang mengalami kerusakan.
Namun pada pertemuan kedua yang dilaksanakan awal Maret tahun ini, pihak pemilik kapal tidak datang alias mangkir. Agus Sanusi mengatakan pihaknya akan mengundang lagi Engli selaku pemilik kapal untuk menghadiri pertemuan.
"Akan kami ngundang lagi rapat ketiga Selasa (15/3) depan? karena rapat kemarin mereka (pemilik kapal, red) tidak datang. Katanya ada urusan di Kota Jambi," kata Agus Sanusi, Senin (14/3).
Agus menyebutkan, untuk biaya gantirugi perbaikan satu tiang jembatan WFC itu diprediksi sebesar Rp 144 juta, dan sepenuhnya perbaikan itu dibiayai oleh pemilik kapal.
"Untuk perbaikan itu mereka semua yang ngerjakan. Jadi Dinas PU hanya mengawasi kerja mereka saja. Diprediksi oleh PU nilai perbaikannya sebesar Rp 144 juta," ujar Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah lain jika nantinya pemilik kapal tidak kunjung memperbaiki kerusakan tiang pondasi WFC tersebut.
"Jika rapat ketiga ini mereka tidak hadir kita ambil langkah tegas nantinya. Karena kesepakatannya sebelum bulan puasa sudah harus selesai," tegasnya.
Sementara itu, Mahdi, salah seorang penambang ketek di Kualatungkal mengatakan, saat air mulai pasang patahan tiang WFC kerap tertabrak oleh ompong miliknya.
"Ngeri kite kalo lewat bawah ni, kadang air pasang dak nampak tunggul itu, takutnya tertumbur. Kalo tertumbur ni bise tenggelam pompong," kata Mahdi.
Menurut Mahdi, lokasi tiang yang rusak itu juga kerap dilalui speedboat jurusan wilayah ulu, dan tak jarang pula pompong nelayan melintas di bawah jembatan tersebut.
"Kalo pompong dan speedboat sering lewat bawah ini lebih cepat dibanding lewat di tengah agak lama. Kalo sekarang ni kami lewat tengah lah, biaklah lambat asal selamat," katanya.